quotes for me

You're right. People do lie, and cheat, and stab you in the back. There will be people who use you, and don't love you even though they say they do. But you can't let that stop you from living. Because there are people out there who do love you, and would never hurt you. You have to find those people and keep them in your life forever.

am I a motivation?

Waktu di kelas, waktu gue lagi ngobrol sama Winda, eh tiba-tiba Bowo ngomong gini, "bener deh, Hana itu motivasi gue. Gue kalo lagi di kamar, sendirian, kadang suka merenung. Kenapa ya gue gak bisa jadi kaya Hana, yang bisa dapet uang jajan sendiri dari hasil ngajar les? Kenapa ya gue bego banget, kenapa gue gak pinter sama sekali? Gue kadang suka mikir gitu, mong.", kata Bowo ke Dimas, yang biasa dipanggil Dimong.
Sontak gue sama Winda kaget, dan langsung nengok ke arah Bowo. Gue langsung nanya ke Pakde Bowo, "ha? Apaan Pakde? Gue motivasi lo? Gimana bisa?"
Lalu Pakde Bowo jawab, "iya, lo itu jadi motivasi buat gue Han..."
Gue : "Ya ampun Pakde, semua orang bisa kali jadi hebat dengan cara mereka sendiri"
Dimong : "Iya, betul itu wo. Makanya lo jangan mikirin cewek mulu, Wo. Lo pentingin juga pelajaran lo, itu masa depan lo, men. Itu yang bisa menentukan hhidup lo nanti, Wo." (kata Dimong dengan nada sok tau. Yah, Dimas memang selalu sok tau -_-)
Winda : "Iya, bener Wo. Semua orang itu hebat dengan cara mereka masing-masing."
Dimong nyerocos lagi.......-_-
Dimong : "Bener itu wo, bener itu. Apalagi nanti, kalo lo nikah, lo gak punya kebisaan apa-apa.Mau lo kasih makan apa hah anak sama istri lo? Makan batu? Mikir Wo, mikir. Lo itu laki-laki, lo harus bertanggung jawab buat masa depan lo nanti, men."
Gue : "Gini ya Pakde, lo gak harus jadi yang nomor satu. Tapi setidaknya, kalo lo mau dianggap pintar, lo harus hebat di salah satu pelajaran pakde. Misalkan lo gak bisa di pelajaran kimia atau fisika, nah hebatlah di pelajaran yang lain Pakde. Karna kan nilai-nilai dari pelajaran yang lain, selain eksakta itu juga penting Pakde."
Winda : "Nah, misalkan lo hebat di salah satu pelajaran, pasti lo akan jadi perhatian tersendiri sama guru itu. Terus lo pasti bakal diomongin sama guru-guru yang lain, Wo."
Bowo : "Gue itu bingung harus mulai darimana supaya jadi anak rajin kaya lo pada...."
Gue : "Gak harus jadi pintar Pakde, jadilah orang yang bisa. Karena, sesungguhnya kebisaan itulah yang akan berlaku di kehidupan yang nyata."
Dimong : "Betul itu Woooooo, betulllllllll"
Gue : "Berisik aja si lo, mong-_-"
Winda : "Tau nih, Dimong."
Dimong : "Gue lagi ngasih motivasi coyyy."
Gue : "Motivasi palelu-_-"
Bowo : (Hening. Diam. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca)
Gue : "Jangan nangis dong Pakde, kita cuma ngasih motivasi, bukan bermaksud yang lain-lain Pakde. Berjuang dong Pakde, untuk diri lo sendiri. Berjuang buat masa depan lo nanti, oke? Lagian percuma juga kali, lo nangis disini, terus sampe rumah lo malah nggak melakukan perubahan apa-apa."
Dimong : "Ah ayam lu Wo, dikit-dikit nangis!"
Matanya Bowo semakin merah, untungnya airmatanya nggak netes.
Winda : "Udah udah, biarin. Bowo lagi meratap."
Gue : "Semangat ya Pakde!"

Ya, kira-kira begitulah motivasi yang kita kasih ke temen kita tadi, hahaha. Sepele sih, tapi semoga bermanfaat deh.
Sekian :)

Dedicated to Pakde Bowo, yang sampe sekarang masih punya sifat minder dan mudah menyerah.

Imajinasi hujan

Saat hujan turun, sesuatu berputar - putar di kepalaku. Seperti ada kupu - kupu yang mengelilingi kepalaku. Entahlah, akupun tidak tahu. Tapi, sepertinya aku dapat merasakannya. Bahwa, aku tengah memikirkan sesuatu. Imajinasiku kembali muncul di otakku.

Bisakah saat hujan turun, aku tengah bersamamu?
Bisakah saat hujan turun, kamu memayungiku?
Bisakah saat hujan turun, kamu berada di dekatku untuk sekedar melindungiku dari serpihan air hujan?
Atau mungkin, bisakah kamu menuturkan kata - kata indah nan syahdu untukku saat hujan turun?

Sesungguhnya, aku ingin sekali menjadi hujan, yang datang dengan lembutnya, lalu membawa keberkahan bagi semua. Sesungguhnya, aku menyukaimu seperti aku menyukai hujan. Aku tak pernah bosan menatapmu seperti aku yang tak pernah bosan menatap hujan.
Kamu, maka jadilah kamu hujan, yang aku sukai, dan tak pernah bosan aku tatap.
Menatapmu seperti menatap hujan, nyaman.
Menatapmu seperti menatap hujan, indah.
Menatapmu seperti menatap hujan, sejuk.

Maka ketika hujan turun, kapanpun itu, yang ada di otakku hanya kamu. Yang berhasil menyejukkan hatiku, layaknya hujan yang menyejukkan bumi.

Untuk kamu dan hujan, yang sejatinya aku sukai.