Seharusnya Bersyukur

11:01:00 AM

Kadang pernah terpikir olehku, betapa lelah badan ini. Betapa porak porandanya otak ini. Letih, iya. Lelah, juga iya. Ketika waktu istirahat yang seharusnya normal namun menjadi sebentar saja. Ya, aku adalah seorang pekerja merangkap seorang mahasiswi. 7 hari dalam seminggu, aku habiskan 5 hari untuk bekerja dan 2 hari untuk kuliah. Lelah sekali rasanya.
Tapi ketika rasa lelah dan jenuh selalu saja datang menghampiri, aku kembali teringat sesuatu. Teringat lagi akan masa-masa dahulu ketika aku sedang sulit-sulitnya.
Tak pernah terpikir oleh diri ini, dulu, sebuah pencapaian yang menurutku sudah luar biasa saat ini. Begitu mudahnya Tuhan memberikan rezeki setelah berpeluh-peluh bibirku ini berceloteh. Juga mencerdaskan. Kemudian rezeki datang. Datang lagi. Datang lagi. Datang lagi. Begitu seterusnya.
Selalu terselip rasa syukur yang teramat sangat, bahwa aku dilahirkan dan dibesarkan dalam keadaan luar biasa 'beruntung'.
Melihat orang di luar sana yang ingin mencicipi rasanya kuliah namun tidak mampu, atau juga melihat mereka yang mulai dewasa dan mencari pekerjaan namun tak kunjung mendapatkannya.
Terselip lagi rasa itu. Rasa syukur kepada Tuhan Semesta Alam yang menjadikan alam semesta ini bergerak indah mengikuti titah-Nya. Dia menjadikan semuanya adil dan teratur, termasuk apa yang telah Dia rencanakan untukku. Jalan mana yang harus aku tempuh, bagaimana cara aku menempuhnya dan apa saja yang harus aku persiapkan untuk menempuh jalan-Nya.
Seharusnya aku bersyukur. Kataku dalam hati.
Seharusnya tidak ada keluhan lagi. Kataku kembali.

You Might Also Like

0 komentar